Strategi Kolaborasi Pengembangan Wilayah Kepulauan dan Pulau Kecil Terluar di Daerah Tertinggal

Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Mentawai

Penulis

  • Ir. Mohamad Yani Marsidik Statistisi Ahli Madya Penulis
  • Dr. Nanang Somantri, S.Sos., M.Si. Analis Kebijakan Ahli Muda Penulis
  • Septian Widyanto, S.T., M.URP. Analis Pembangunan Penulis

Kata Kunci:

analisis SWOT, daerah tertinggal, desa wisata, konektivitas, Kepulauan Mentawai, pulau kecil terluar

Abstrak

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024 terdapat 62 kabupaten daerah tertinggal untuk periode 2020-2024 dimana dari 62 kabupaten tersebut terdapat 14 kabupaten yang memiliki Pulau-Pulau Kecil dan Terluar yaitu Kabupaten Alor, Asmat, Kepulauan Aru, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kupang, Maluku Barat Daya, Nias, Nias Utara, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur, Supiori, Tambrauw, dan Kepulauan Tanimbar.
Dari aspek PPM Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki persentase penduduk miskin terendah dibandingkan 13 kabupaten lainnya dengan nilai 13,97%. Namun, jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatra Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki persentase penduduk miskin terbanyak. Dari aspek tingkat IPM Kabupaten Kepulauan Mentawai masih dalam kategori sedang dengan nilai 62,19 dana berada di peringkat 11 dari 14 Kabupaten. Namun, jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di Sumatra Barat tingkat IPM Kabupaten Kepulauan Mentawai berada di posisi paling rendah.
Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan data yang diperoleh dari 100 orang responden serta wawancara dengan beberapa tokoh kunci yang paham terkait kondisi di Kepulauan Mentawai diperoleh bahwa aspek kekuatan (strength) yang merupakan prioritas utama adalah sektor perikanan tangkap dan budidaya. Kemudian untuk aspek kelemahan (weakness) adalah kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan. Lalu untuk aspek peluang (opportunity) yaitu adanya keterlibatan perguruan tinggi, pakar, dan ahli dalam mendukung peningkatan kualitas SDA dan SDM, Terakhir untuk faktor ancaman (threats) yang paling memberikan kerugian adalah terkait kerawanan bencana. 
Rekomendasi yang dihasilkan yaitu peningkatan konektivitas melalui optimalisasi penggunaan Bandara Rokot dalam melayani wisatawan bahari dan budaya, proses hilirisasi (industrialisasi) produk pisang, ikan, sagu, serta kelapa/kopra, peningkatan kualitas jalan, transportasi darat, dan air internal Kepulauan Mentawai, serta penguatan iklim investasi untuk menarik investor masuk ke Mentawai.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.
Cover Policy Brief Volume 1 No 2

Diterbitkan

15-12-2023

Terbitan

Bagian

Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal

Cara Mengutip

Strategi Kolaborasi Pengembangan Wilayah Kepulauan dan Pulau Kecil Terluar di Daerah Tertinggal: Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Mentawai. (2023). Policy Brief Desa, Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, 1(2), 59-64. https://ejournal.kemendesa.go.id/index.php/policybrief/article/view/9

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

Artikel Serupa

1-10 dari 38

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.