Peluang Pasar Pengadaan Barang dan Jasa Secara Digital Bagi Badan Usaha Milik Desa di Daerah Tertinggal

Abstrak

E-katalog dan toko daring merupakan program penting dari pemerintah untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi pada sistem pengadaan barang dan jasa. Namun, sangat disayangkan bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) di daerah tertinggal belum memanfaatkan peluang ini secara maksimal. Tantangan utama yang dihadapi mencakup minimnya produk BUM Desa yang terdaftar di e-katalog serta kendala regulasi. Dengan potensi besar dalam ekonomi desa, terutama di daerah tertinggal, diperlukan peningkatan keterlibatan BUM Desa dalam ekosistem e-procurement.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi literatur, data sekunder dari laporan resmi, serta wawancara dengan pelaku BUM Desa. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis dan SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa permintaan barang seperti alat tulis kantor dan makanan/minuman mendominasi aspek permintaan dan penawaran pengadaan barang dan jasa, sementara kontribusi BUM Desa di daerah tertinggal masih sangat minim. Beberapa tantangan yang dihadapi adalah infrastruktur dan wawasan digital yang belum memadai serta regulasi yang kompleks.
Rekomendasi utama berdasarkan hasil analisis SWOT adalah percepatan digitalisasi pengadaan barang dan jasa melalui pelatihan intensif dan dukungan infrastruktur, serta kolaborasi lebih erat antara pemerintah pusat, daerah, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan BUM Desa untuk meningkatkan kapasitas SDM dan legalitas. Penyusunan regulasi yang lebih inklusif dan penyederhanaan proses administrasi juga diperlukan untuk mempercepat peran serta BUM Desa dalam sistem pengadaan barang dan jasa digital di setiap daerah tertinggal.